Menetapkan Harga Menu


MENETAPKAN HARGA MENU


Penetapan harga merupakan hal yang sangat kritis bagi menajemen dalam upaya untuk menjual produknya. Bagi sebagian orang harga merupakan hal utama untuk memutuskan pembelian, namun bagi sebagian lainnya, harga merupakan pertimbangan terakhir.   Harga  yang ditetapkan harus wajar (reasonable), akan tetapi pelayanan dan kualitas produk merupakan hal yang lebih penting.  Sesuai dengan perkembangan taraf hidup masyarakat dan pertumbuhan ekonomi,  pada jaman jaman dulu orang  belanja  cenderung dengan pertimbangan harga, kualitas dan pelayanan.  Namun pada saat ini, orang cenderung dengan pertimbangan pelayanan, kualitas dan harga.  Demikian pula dengan beberapa restoran, untuk meningkatkan pelayanan mereka menambah layanan antar (delivery) untuk menjual produknya.  Harga memang penting, namun dalam pasar global, masyarakat lebih cenderung mempertimbangkan kebutuhan ketika mereka membeli.  

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA MENU
Dalam menetapkan harga, pada umumnya perusahaan menggunakan satu atau lebih dari tiga metode penetapan harga, yaitu :  volume penjualan, persaingan dan prestise.  Semua harga yang ditetapkan dengan tujuan yang sama yaitu  memperoleh keuntungan yang tinggi dan meminimalkan risiko kerugian.
Sejumlah besar restoran, menetapkan harga dengan cara membandingkan dengan para pesaingnya.  Metode tersebut sederhana , namun sangat berisiko.

Stategi  Penetapan Harga: Faktor Demografi dan Jenis Layanan
Dalam wilayah demografi,  tingkat pelayanan dan produk merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam penetapan harga.   Beberapa faktor demografi, antara lain: pekerjaan, penghasilan, usia, jumlah penduduk, dan sebagaianya, akan mempengaruhi dalam penetapan harga.   Faktor tersebut akan mempengaruhi pemilihan tingkat pelayanan (service) dan harga.  
Tiga tiga tingkat pelayanan yang penting dalam menentukan harga, yaitu: pelayanan cepat saji dan gaya kafetaria; basis meja  atau layanan tingkat menengah; dan  layanan mewah, atau elegan.

Pada restoran dengan layanan cepat saji pada umumnya harga makanan ditetapkan dengan margin yang keci.  Tujuannya yaitu untuk mendapatkan keuntungan dari hasil volume penjualan dan pengendalian biaya  yang sederhana. Jenis restoran  ini menetapkan harga yang relative murah atau rendah.
Restoran basis meja atau pelayanan tingkat menengah, memiliki karyawan yang lebih banyak dan bekerja penuh waktu. Restoran ini sulit pengendalian biaya karena jumlah karyawan yang banyak dan item menu yang banyak juga.  Beberapa jenis restoran ini  memiliki kisaran harga yang lebih bervariasi , karena cenderung membandingkan dengan arga pesaing dan  menyesuaikan dengan kondisi demografi tamu mereka.

Restoran mewah atau elegan  pada umumnya menetapkan harga berdasarkan  persepsi tamu terhadap produk mereka.  Manajemen dapat menetapkan harga berapapun selama persepsi mengenai nilai produk  dapat diterima oleh tamu.  Perhatian untuk layanan dan kualitas jauh melebihi harga. 


Menetapkan Biaya Menu
Menetapkan biaya menu ( precosting menu) merupakan hal penting untuk menetapkan harga menu yang benar, baik secara satuan maupun, menu secara keseluruhan (mix).  Biaya menu harus dihitung dengan cermat sebelum harga menu dicantumkan dalam daftar. Manajemen harus mengetahui biaya bahan dan tenaga kerja untuk semua produk.

Resep Standar
Standar resep sangat penting untuk menentukan harga yang benar untuk setiap item menu. Dengan menggunakan resep standar manajemen dapat mengetahui tahu persis berapa banyak biaya untuk mempersiapkan item dan berapa banyak porsi yang dihasilkan. 

  Perhitungan Food Cost dan Penetapan Harga metode Persentase
Standard Recipe – Food Cost

UDANG GORENG MENTEGA

Source: Coffee Shop


Portion Size  : 300 gr
Number of Portion : 5

Ingredients
Quantity
Price ( UP)*
Total
Ilustrasi harga





Jika manajemen menetapkan
Food cost sebesar 40% dari harga.  Maka harga total dapat dihitung:

105.650 ÷ 0,4 = Rp. 264.125,-

Harga per Porsi:

264.125 ÷  5  = Rp.52.825,-

dibulatkan : Rp. 53.000,-

Tiger Prawn
1.250 gr
75.000,-/kg
93.750,-
Air Perasan Lemon
3 btr
500,-/btr
1.500,-
Bawang Putih
25 gr
25.000,-/kg
625,-
Bawang Bombay
50 gr
15.000,-/kg
750,-
Daun Bawang
50 gr
12.000,-/kg
600,-




Shaoxing Jiu
10 ml
5.000,-/100ml
500,-
Oyster Sauce
25 ml
5.000,-/100ml
1.250,-
Saus Inggris
50 ml
4.000,-/100ml
2.000,-
Kecap asin
10 ml
2.500,-/100ml
250,-
Kecap manis
5 ml
2.500,-/100ml
125,-




Mentega
100 gr
4.000,-/100gr
4.000,-
Frying oil
20 ml
1.500,-/100ml
300,-




Total Food Cost
105.650,-

*) Harga yang digunakan merupakan harga bersih  bahan siap olah atau Usable Portion (UP).  Bukan Harga pembelian brutto.

  Gambar.5.2.  Perhitungan  Bauran Food Cost dan Penetapan Harga
Item Menu
Food Cost
% Cost
Price
Prawn Avocado Cocktail
4.500,-
22,5%
20.000,-
Chicken and Sweet Corn Soup
3.000,-
20%
15.000,-
Beef Tenderloin Pepper Sauce
50.000,-
45%
110.000,-
Banana Split
3.000,-
15%
20.000,-
Coffee
1.000,-
10%
10.000,-




Total
61.500,-
35%
175.000,-




METODE PENETAPAN HARGA

Pendekatan Informal
Salah satu pendekatan informal dalam penetapan harga yaitu  menetapkan harga sesuai dengan harga yang dibuat oleh pesaing.  Hal ini sering dilakukan oleh manajemen saat pertama kali memasuki industri tersebut.  Namun, jika hanya mengikuti harga pesaing bisa menjadi kesalahan besar. Suatu perusahaan harus memperhatikan harga pesaing, namun tidak bisa menentukan harga tanpa menghitung harga sendiri. 

 Pendekatan formal
Beberapa metode dapat digunakan untuk menetapkan harga menu di bidang usaha jasa makanan.  Dalam pembahasan di sini  ada empat metode yang paling umum digunakan di industri perhotelan, yaitu:
1. Berdasarkan Persentase Biaya Makanan  ( Derived Food Cost Percentage)
2. Faktor Pengali Harga  ( Pricing Factor)
3. Gabungan Biaya Makanan dan  Tenaga Kerja (Combine  Food and Labor Cost)
4. Biaya Aktual  ( Actual Cost Pricing).